BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah radio adalah sejarah
teknologi yang menghasilkan peralatan radio yang menggunakan gelombang radio.
Awalnya sinyal pada siaran radio ditransmisikan melalui gelombang data yang
kontinyu baik melalui modulasi amplitudo (AM), maupun modulasi frekuensi (FM).
Metode pengiriman sinyal seperti ini disebut analog. Selanjutnya, seiring
perkembangan teknologi ditemukanlah internet, dan sinyal digital yang kemudian
mengubah cara transmisi sinyal radio.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan kami bahas
dalam makalah ini adalah tentang sejarah, tokoh-tokoh yang berperan penting
dalam penemuan dan perkembangan radio baik di dunia maupun di indonesia.
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini dimaksudkan untuk
membahas tentang sejarah perkembangan radio serta tokoh-tokoh yang berperan
dalam penemuan radio pertama kali dan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
perkembangan teknologi komunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Radio
Radio adalah teknologi yang
digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi
elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan
merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa
udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul
udara).
Gelombang radio adalah satu
bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek bermuatan
listrik dimodulasi (dinaikkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam
frekuensi gelombang radio (RF) dalam suatu spektrum elektromagnetik. Gelombang
radio ini berada pada jangkauan frekuensi 10 hertz (Hz) sampai beberapa
gigahertz (GHz), dan radiasi elektromagnetiknya bergerak dengan cara osilasi
elektrik maupun magnetik.
Sejarah radio adalah sejarah
teknologi yang menghasilkan peralatan radio yang menggunakan gelombang radio.
Awalnya sinyal pada siaran radio ditransmisikan melalui gelombang data yang
kontinyu baik melalui modulasi amplitudo (AM), maupun modulasi frekuensi (FM).
Metode pengiriman sinyal seperti ini disebut analog. Selanjutnya, seiring
perkembangan teknologi ditemukanlah internet, dan sinyal digital yang kemudian
mengubah cara transmisi sinyal radio.
B.
Sejarah dan Peran Para Ilmuwan Dalam Penemuan Radio
a.
Peran Joseph Henry
Awal
1800-an secara terpisah Joseph Henry, profesor dari Pinceton University, dan
fisikawan Inggris Michael Faraday mengembangkan teori induksi. Percobaan mereka
terhadap elektromagnet membuktikan arus listrik di sebatang kawat dapat
menimbulkan arus di batang kawat lain, meski keduanya tidak berhubungan.
b. Peran James
Clerk Maxwel
Pada tahun 1860, Duke of
Devonshire menghadiahkan sebuah institut riset
baru dalam bidang
eksperimental kepada Universitas Camridge dan James Clerk
Maxwel terpilih sebagai ketua
pertama. Laboratorium itu disebut Cavendish.
Dari hasil penelitian nya, Maxwel kemudian menghasilkan sebuah teori
yang
mengatakan bahwa gelombang
elektromaknetis merambat dari ujung yang satu ke ujung yang lain dengan
kecepatan cahaya. Ketika gelombang ini dilepaskan dari keping metal pada
induktor, kedua bola pada celah ressonator dihubungkan dengan bunga api. Untuk
pertama kalinya gelombang elektro magnetis telah dibuat secara sistematis.
Namun demikian, tidak semua ahli dan ilmuan yang percaya akan teori yang
dikemukakan oleh Maxwel tersebut. Baru setelah sepuluh tahun Maxwel meninggal
dunia, teori nya dibuktikan kebenarananya oleh seorang ahli fisika bangsa
Jerman, Heinrich Hertz. Pada tahun 1887,
Hertz menyusun suatu mesin induksi di salah satu sudut laboratoriumnya. Di
sudut lainya, ia membuat suatu resonator, yang terbuat dari cincin kawat
konduktor yang berbentuk bola dengan jarak celah kira-kira beberapa milimeter.
(Onong Uchjana, 146-147).
c.
Peran David E. Hughes
Sebelumnya Pada 1878 David E.
Hughes adalah orang pertama yang mengirimkan dan menerima gelombang radio
ketika dia menemukan bahwa keseimbangan induksinya menyebabkan gangguan ke
telepon buatannya. Dia mendemonstrasikan penemuannya kepada Royal Society pada
1880 tapi hanya dibilang itu cuma merupakan induksi.
d.
Peran Guglielmo Marconi
Baru kemudian Guglielmo
Marconi pada 1895, berhasil mengirim sinyal komunikasi radio dengan gelombang
elektromagnet sejauh 1,5 km. Tahun 1901, sinyal dari perangkat radio Marconi
mampu melintasi Samudera Atlantik dari Inggris ke Newfoundland, Kanada dan
dunia inovasi radio mencatat nama Guglielmo Marconi, sebagai penemu radio. Dia
lahir di Bologna, Italia, 25 April 1874. Sejak kecil ia sudah tertarik dengan
kerja Maxwell, Hertz, Righi, sampai Lodge. Dalam usia 21 tahun, ia membuat
laboratorium di rumah ayahnya, di Pontecchio dan mengadakan penelitian soal
gelombang radio "Gelombang Hertzian" untuk mengirim sinyal telegraf.
Ia sudah berhasil mengirim sinyal telegraf sejauh 2 km. Pada tahun 1896
Guglielmo Marconi mendapat hak paten atas telegraf nirkabel yang menggunakan
dua sirkuit. Kepala Dinas Pos Inggris William Preece terkesan akan kemampuan
radio ciptaannya di dataran Salisbury dan kemudian menyeberangi Bristol Chanel.
Marconi akhirnya mendirikan perusahaan The Wireless Telegraph & Signal
Company Limited pada 1897, yang kemudian diubah jadi Marconi's Wireless
Telegraph Company Limited. Selanjutnya, pada 1899 Marconi berhasil melakukan
komunikasi nirkabel antara Perancis dan Inggris lewat Selat Inggris dengan
menggunakan osilator Tesla. Dalam dua tahun ia sudah membangun radio antara
Prancis - Inggris dan Amerika - Inggris. Selama satu dekade hingga 1912 ia
mematenkan sejumlah temuan untuk menyempurnakan sistem radio yang
diciptakannya. Pada tahun 1909 ia mendapat Nobel bidang fisika. Pada 1914
Marconi dipanggil masuk ke Angkatan Bersenjata Italia. Ia menjadi diplomat
Italia ke Amerika 1917. Setelah tidak lagi menjadi bagian pemerintah Italia ia
kembali ke laboratorium. Tahun 1935 ia kembali ke laboratorium dan
mendemonstrasikan temuan terbarunya yaitu Radar. Pada 20 Juli 1937, Marconi
meninggal di Roma.
e.
Peran Reginald Aubrey Fessenden
Namun dibalik semua ketenaran
Marconi sebagai Penemu Radio, fisikawan kelahiran Kanada Reginald A.
Fessenden-lah yang pertama kali mentransmisikan suara manusia via radio ketika
pada 1906, ia berbica melalui radio dari Brant Rock, Massachusetts, AS, kepada
kapal-kapal di lepas pantai Samudera Atlantik. Sejak itu radio terus berkembang
makin sempurna, didukung oleh pelbagai temuan secara bertahap. Reginald Aubrey
Fessenden (1866-1932) adalah penemu radio (1906), ahli fisika Amerika Serikat,
insinyur, guru besar, dan penemu. Fessenden lahir di Bolton Timur, Quebec,
Kanada, pada tanggal 6 Oktober 1866 dan meninggal pada 22 Juli 1932 pada usia
65 tahun di Kepulauan Bermuda, kira-kira 1000 kilometer sebelah tenggara New
York. Sesudah Edison, Fessenden adalah orang yang paling banyak penemuannya di
dunia. Edison membuat 3000 penemuan. Fessenden membuat 500 penemuan, antara
lain : alternator, detektor, heterodin, fathometer, dan penggerak turbo listrik
untuk kapal tempur.
Alternator adalah alat untuk
membangkitkan listrik dan untuk menghasilkan arus bolak-balik. Alat ini
memungkinkan terciptanya radio telepon. Detektor adalah alat untuk mengubah
arus bolak-balik menjadi arus searah. Heterodin adalah alat untuk mengubah
frekuensi radio hingga frekuensi itu mudah diatur dan dapat diperkuat.
Ia bersekolah di Trinity
Collage di Port Hope, Ontario, dan di Bishop’s University di Lennoxville,
Quebec. Kemudian ia jadi guru dan kepala sekolah di Whitney Institute. Disini
ia mulai mengadakan eksperimen di bidang listrik dan kimia. Karena minatnya
terhadap ilmu pengetahuan terapan makin besar, maka ia pindah ke New York. Ia
berhenti jadi guru dan melamar pekerjaan pada Laboratorium Edison di Orange,
New York. Lamarannya diterima. Ia diangkat jadi kepala bagian bidang kimia.
Pada tahun 1890 ia pindah
kerja ke Perusahaan Listrik Westinghouse. Tapi dua tahun kemudian pekerjaan itu
ditinggalkannya karena ia ingin jadi guru lagi. Selama delapan tahun
(1892-1900), ia jadi guru besar pada Universitas Purdue dan Pitssburg. Tapi
kemudian ia ingin mengadakan eksperimen lagi. Maka ditinggalkannya Universitas
itu.
Eksperimennya berhasil. Ia
mendirikan stasiun pemancar di Brant Rock, Massachusetts. Pada Hari Natal 24
Desember 1906, ia mengirimkan siaran radio yang pertama di dunia. Morse
mengirimkan Kode Morse dengan kawat. Marconi mengirimkan Kode Morse tanpa
kawat. Fessenden mengirimkan musik dan suara manusia tanpa kawat. Bell
menemukan telepon. Dengan perkataan lain Marconi menemukan telegraf, Fessenden
menemukan radio telepon. Itulah istilah yang dipakai pada waktu itu.
f.
Peran John Ambrose Fleming
John Ambrose Fleming pada
tahun 1904 menemukan bahwa tabung audion dapat digunakan sebagai receiver
nirkabel bagi teknologi radio ini. Para ilmuwan mengembangkan tabung hampa
udara yang bisa melacak dan memperkuat sinyal radio. Penemu AS Dr. Lee De
Forest mematenkan tabung elektron yang terdiri dari tiga elemen (triode audion)
tahun 1907, yang kemudian menjadi elemen penting dalam penerimaan sinyal radio.
Tabung Audion yang diberi nama tabung Lee De Forest ini memungkinkan gelombang
suara ditransmisikan melalui sistem komunikasi nirkabel. Namun, gelombang yang
dipancarkannya masih terlalu lemah.
g.
Peran Edwin Howard Armstrong
Pada 1912 kemampuan penerimaan
ini ditingkatkan lagi oleh Edwin Howard Armstrong yang menemukan penguat
gelombang radio/radio amplifier. Alat ini bekerja menangkap sinyal
elektromagnetik dari transmisi radio dan memberikan sinyal balik dari tabung.
Dengan begitu kekuatan sinyal meningkat sebanyak 20.000 kali perdetik. Suara
yang ditangkap juga jauh lebih kuat. Penemuan ini kemudian menjadi sangat
penting dalam sistem komunikasi radio karena jauh lebih efisien.
Amstrong, seorang ahli teknis
penemu radio yang dilahirkan pada tanggal 18 Desember 1890 di New York City,
Amerika Serikat (AS). Kepintaran dan keuletannya sudah tampak sejak kecil.
Bahkan, ketika usianya baru menginjak 14 tahun, ia telah bercita-cita ingin
menjadi seorang penemu. Saat ketika ia menginjak usia remaja, dia mulai mencoba
menjadi tukang servis alat-alat rumah tangga tanpa kabel (nirkabel), dan ketika
duduk di bangku SMA, dia telah mulai mengadakan uji coba dengan membuat tiang
antena di depan rumahnya untuk mempelajari teknologi nirkabel yang kala itu
sering mengalami gangguan. Dia dengan cepat dapat memahami permasalahan pada
alat komunikasi tersebut. Ia juga dapat menemukan kelemahan sinyal pada
penerima akhir transmisi komunikasi. Padahal, tidak ada cara lain untuk
memperkuat tenaga pada pengiriman akhir.
Untuk mengembangkan
pengetahuannya dalam bidang gelombang komunikasi, setelah tamat SMA, Amstrong
masuk ke Universitas Columbia jurusan teknik. Di universitas itulah ia
melanjutkan penelitiannya di bidang nirkabel. Pada tahun ketiga di Universitas
Columbia, Armstrong memperkenalkan temuannya, berupa penguat gelombang radio
pertama (radio amplifier). Radio sendiri sebenarnya sudah ditemukan terlebih
dahulu oleh Lee De Forest yang menggunakan Tabung Audion yang diberi nama
tabung Lee De Forest. Namun, gelombang yang dipancarkannya masih terlalu lemah.
Armstrong mempelajari cara
kerja tabung Lee DeForest dan kemudian mendesain ulang dengan mengambil
gelombang elektromagnetik yang datang dari sebuah transmisi radio dan dengan
cepat memberi sinyal balik melalui tabung. Hanya sesaat, kekuatan sinyal akan
meningkat sebanyak 20.000 kali per detik. Fenomena ini oleh Armstrong disebut
dengan “regenerasi radio”, yang merupakan penemuan penting dan perlu saat radio
pertama kali ada. Dengan pengembangan ini, para teknisi radio tidak memerlukan
20 ton generator lagi agar stasiun radio mereka mengudara. Desain sirkuit
tunggal temuan Armstrong menjadi kunci kelangsungan gelombang transmiter yang
menjadi inti operasional radio. Dan dia lulus sarjana teknik tahun 1913. Atas
temuannya tersebut, Armstrong mematenkan ciptaannya dan memberi lisensinya pada
Marconi Corporation tahun 1914.
Enam tahun kemudian,
Westinghouse membeli hak paten Armstrong atas penerima superheterodyne, dan
memulai kiprahnya menjadi stasiun radio pertama bernama KDKA di Pittsburgh.
Mulailah radio menjadi sangat populer pada saat itu, mulai dari hiburan sampai
berita penting, tidak ada yang tidak memakai jasa radio. Setelah itu,
bermunculan terus gelombang radio lainnya. RCA (The Radio Corporation of
America) segera membeli seluruh hak paten radio begitu juga radio lain ikut
membelinya.
Setelah Perang Dunia I usai,
Armstrong kembali ke Universitas Columbia dan bekerja sebagai profesor di
universitas tersebut. Pada tahun 1923 dia menikah dengan Marion MacInnes,
sekretaris dari Presiden RCA, David Sarnoff. Pada dekade tersebut dia terlibat
dalam perang perusahaan dalam mengendalikan hak paten radio. Hal ini berlanjut
hingga awal tahun 1930, dan Armstrong kalah di pengadilan. Meski demikian, dia
terus melanjutkan penelitian untuk memecahkan masalah statistik radio. Ia
berkesimpulan, hanya ada satu solusi agar karyanya yang telah dicuri orang bisa
dihargai, yaitu merancang sistem yang sama sekali baru.
Berbagai penelitian pun terus
dia lakukan untuk lebih menyempurnakan suara radio tersebut. Pada 1933 Amstrong
memperkenalkan sistem radio FM (frequency modulation), yang memberi penerimaan
jernih meskipun ada badai dan menawarkan ketepatan suara yang tinggi yang
sebelumnya belum ada. Sistem tersebut juga menyediakan sebuah gelombang tunggal
membawa dua program radio dengan sekali angkut. Pengembangan ini disebut dengan
multiplexing.
Mengenai perbedaan antara
gelombang AM dan FM, bisa dijelaskan sebagai berikut. Sinyal suara tidak dapat
terpancarkan langsung karena sinyal suara bukan gelombang elektromagnetik. Jika
sinyal suara tersebut diubah menjadi gelombang elektromagnetik sekalipun,
berapa panjang antena yang dibutuhkan. Untuk dapat mengirimkan sinyal suara
dengan lebih mudah, sinyal suara tersebut terlebih dahulu ditumpangkan pada
sinyal radio dengan frekuensi yang lebih tinggi dari sinyal suara tersebut.
Metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio disebut modulasi.
Modulasi yang sering dipakai radio adalah modulasi amplitudo (AM – amplitude modulation)
dan modulasi frekuensi (FM – frequency modulation)
Beda utama antara gelombang AM
dengan FM adalah cara memodulasi suaranya. Gelombang FM mempunyai range
tambahan sebesar plus 455 KHz. Jadi, jika ada frekeensi radio 88.00 FM,
sebenarnya dia menggunakan frekuensi 88.00 MHz + 455 KHz. Mengapa ada tambahan
455 KHz? Nah, gelombang FM itu memodulasi suara secara digital. Jadi, gelombang
suara audio itu dicacah secara digital sesuai frekuensi audio (batas ambang
telinga antara 6 Hz – 20 KHz). Setelah dicacah secara digital (tambahan 455 KHz
tadi, sebagai digital audio buffer), sinyal digital tsb. di-mix dengan
gelombang radio (carrier) yang berfrekuensi 88.0 MHz tadi, kemudian dilempar ke
udara terbuka. Bagaian yang penting dari sistem pemancar FM adalah antena,
saluran transmisi, dan pemancar itu sendiri.
Untuk memperkenalkan temuannya
pada dunia, pada tahun 1940 Armstrong mendapat izin untuk mendirikan stasiun
radio FM pertama yang didirikan di Alpine, New Jersey. Berkat temuannya
tersebut , pada 1941, Institut Franklin memberi penghargaan kepada Armstrong
berupa medali Franklin, yang merupakan salah satu penghargaan tertinggi
komunitas ilmuwan. Kekalahannya dalam sengketa selama bertahun-tahun dengan
perusahaan yang telah memanfaatkan hak ciptanya, tak berpengaruh terhadap
pemberian medali Franklin tersebut.
Namun sungguh sangat
disayangkan, Armstrong harus mengakhiri hidupnya dengan cara tragis. Sang
penemu gelombang radio FM tersebut diketemukan mati bunuh diri di tahun 1954.
Istrinya, Marion MacInnes, yang menjadi pewaris hasil temuan Armstrong
melanjutkan perjuangan suaminya bertempur di persidangan dan memenangkan jutaan
dolar. Atas kejernihan suara yang dihasilkannya di awal ’60-an, saluran FM
mendominasi sistem radio, dan bahkan digunakan untuk komunikasi antara bumi dan
luar angkasa oleh Badan Antariksa Nasional Amerika, NASA.
C.
Sejarah Perkembangan Penggunaan Radio
Rata-rata pengguna awal radio
adalah para maritim, yang menggunakan radio untuk mengirimkan pesan telegraf
menggunakan kode morse antara kapal dan darat. Salah satu pengguna awal
termasuk Angkatan Laut Jepang yang memata-matai armada Rusia saat Perang
Tsushima pada tahun 1901. Salah satu penggunaan yang paling dikenang adalah
saat tenggelamnya RMS Titanic pada tahun 1912, termasuk komunikasi antara
operator di kapal yang tenggelam dengan kapal terdekat dan komunikasi ke
stasiun darat. Radio digunakan untuk menyalurkan perintah dan komunikasi antara
Angkatan Darat dan Angkatan Laut di kedua pihak pada Perang Dunia II; Jerman
menggunakan komunikasi radio untuk pesan diplomatik ketika kabel bawah lautnya
dipotong oleh Britania. Amerika Serikat menyampaikan Program 14 Titik Presiden
Woodrow Wilson kepada Jerman melalui radio ketika perang. Siaran mulai dapat
dilakukan pada 1920-an, dengan populernya pesawat radio, terutama di Eropa dan
Amerika Serikat. Selain siaran, siaran titik-ke-titik, termasuk telepon dan
siaran ulang program radio, menjadi populer pada 1920-an dan 1930-an Penggunaan
radio dalam masa sebelum perang adalah untuk mengembangan pendeteksian dan
pelokasian pesawat dan kapal dengan penggunaan radar. Sekarang, radio banyak
bentuknya, termasuk jaringan tanpa kabel, komunikasi bergerak di segala jenis,
dan juga penyiaran radio. Sebelum televisi terkenal, siaran radio komersial
termasuk drama, komedi, beragam show, dan banyak hiburan lainnya; tidak hanya
berita dan musik saja.
a.
Radio AM
Radio AM (modulasi amplitudo)
bekerja dengan prinsip memodulasikan gelombang radio dan gelombang audio. Kedua
gelombangg ini sama-sama memiliki amplitudo yang konstan. Namun proses modulasi
ini kemudian mengubah amplitudo gelombang penghantar (radio) sesuai dengan
amplitudo gelombang audio.
Pada tahun 1896 ilmuwan
Italia, Guglielmo Marconi mendapat hak paten atas telegraf nirkabel yang
menggunakan dua sirkuit. Pada saat itu sinyal ini hanya bisa dikirim pada jarak
dekat. Namun, hal inilah yang memulai perkembangan teknologi radio. Pada tahun
1897 Marconi kembali mempublikasikan penemuan bahwa sinyal nirkabel dapat
ditransmisikan pada jarak yang lebih jauh (12 mil). Selanjutnya, pada 1899
Marconi berhasil melakukan komunikasi nirkabel antara Perancis dan Inggris
lewat Selat Inggris dengan menggunakan osilator Tesla.
John Ambrose Fleming pada
tahun 1904 menemukan bahwa tabung audion dapat digunakan sebagai receiver
nirkabel bagi teknologi radio ini. Dua tahun kemudian Dr. Lee deForest
menemukan tabung elektron yang terdiri dari tiga elemen (triode audion).
Penemuan ini memungkinkan gelombang suara ditransmisikan melalui sistem
komunikasi nirkabel. Tetapi sinyal yang ditangkap masih sangat lemah. Barulah
pada tahun 1912 [[Edwin Howard Armstrong menemukan penguat gelombang radio
disebut juga radio amplifier. Alat ini bekerja dengan cara menangkap sinyal
elektromagnetik dari transmisi radio dan memberikan sinyal balik dari tabung.
Dengan begitu kekuatan sinyal akan meningkat sebanyak 20.000 kali perdetik.
Suara yang ditangkap juga jauh lebih kuat sehingga bisa didengar langsung tanpa
menggunakan earphone. Penemuan ini kemudian menjadi sangat penting dalam sistem
komunikasi radio karena jauh lebih efisien dibandingkan alat terdahulu.
Meskipun demikian hak paten atas amplifier jatuh ke tangan Dr. Lee deforest.
Sampai saat ini radio amplifier masih menjadi teknologi inti pada pesawat
radio.
Awalnya penggunanaan radio AM hanya
untuk keperluan telegram nirkabel. Orang pertama yang melakukan siaran radio
dengan suara manusia adalah Reginald Aubrey Fessenden. Ia melakukan siaran
radio pertama dengan suara manusia pada 23 Desember 1900 pada jarak 50 mil
(dari Cobb Island ke Arlington, Virginia) Saat ini radio AM tidak terlalu
banyak digunakan untuk siaran radio komersial karena kualitas suara yang buruk.
b.
Radio FM
Radio FM (modulasi frekuensi)
bekerja dengan prinsip yang serupa dengan radio AM, yaitu dengan memodulasi
gelombang radio (penghantar) dengan gelombang audio. Hanya saja, pada radio FM
proses modulasi ini menyebabkan perubahan pada frekuensi.
Ketika radio AM umum
digunakan, Armstrong menemukan bahwa masalah lain radio terletak pada jenis
sinyal yang ditransmisikan. Pada saat itu gelombang audio ditransmisikan
bersama gelombang radio dengan menggunakan modulasi amplitudo (AM). Modulasi
ini sangat rentan akan gangguan cuaca. Pada akhir 1920-an Armstrong mulai
mencoba menggunakan modulasi dimana amplitudo gelombang penghantar (radio)
dibuat konstan. Pada tahun 1933 ia akhirnya menemukan sistem modulasi frekuensi
(FM) yang menghasilkan suara jauh lebih jernih, serta tidak terganggu oleh
cuaca buruk.
Sayangnya teknologi ini tidak
serta merta digunakan secara massal. Depresi ekonomi pada tahun 1930-an
menyebabkan industri radio enggan mengadopsi sistem baru ini karena
mengharuskan penggantian transmiter dan receiver yang memakan banyak biaya.
Baru pada tahun 1940 Armstrong bisa mendirikan stasiun radio FM pertama dengan
biayanya sendiri. Dua tahun kemudian Federal Communication Comission (FCC)
mengalokasikan beberapa frekuensi untuk stasiun radio FM yang dibangun
Armstrong. Perlu waktu lama bagi modulasi frekuensi untuk menjadi sistem yang
digunakan secara luas. Selain itu hak paten juga tidak kunjung didapatkan oleh
Armstrong.
Frustasi akan segala kesulitan
dalam memperjuangkan sistem FM, Armstrong mengakhiri hidupnya secara tragis
dengan cara bunuh diri. Beruntung istrinya kemudian berhasil memperjuangkan
hak-hak Armstrong atas penemuannya. Barulah pada akhir 1960-an FM menjadi
sistem yang benar-benar mapan. Hampir 2000 stasiun radio FM tersebar di
Amerika, FM menjadi penyokong gelombang mikro (microwave), pada akhirnya FM
benar-benar diakui sebagai sistem unggulan di berbagai bidang komunikasi.
c.
Radio internet
Penemuan internet mulai
mengubah transmisi sinyal analog yang digunakan oleh radio konvensional. Radio
internet (dikenal juga sebagai web radio, radio streaming dan e-radio) bekerja
dengan cara mentransmisikan gelombang suara lewat internet. Prinsip kerjanya
hampir sama dengan radio konvensional yang gelombang pendek (short wave), yaitu
dengan menggunakan medium streaming berupa gelombang yang kontinyu. Sistem
kerja ini memungkinkan siaran radio terdengar ke seluruh dunia asalkan
pendengar memiliki perangkat internet. Itulah sebabnya banyak kaum ekspatriat
yang menggunakan radio internet untuk mengobanti rasa kangen pada negara
asalnya. Di Indonesia, umumnya radio internet dikolaborasikan dengan sistem
radio analog oleh stasiun radio teresterial untuk memperluas jangkauan
siarannya.
d.
Radio satelit
Radio satelit mentransmisikan
gelombang audio menggunakan sinyal digital. Berbeda dengan sinyal analog yang
menggunakan gelombang kontinyu, gelombang suara ditransmisikan melalui sinyal
digital yang terdiri atas kode-kode biner 0 dan 1. Sinyal ini ditransmisikan ke
daerah jangkauan yang jauh lebih luas karena menggunakan satelit. Hanya saja
siaran radio hanya dapat diterima oleh perangkat khusus yang bisa menerjemahkan
sinyal terenkripsi. Siaran radio satelit juga hanya bisa diterima di tempat
terbuka dimana antena pada pesawat radio memiliki garis pandang dengan satelit
pemancar. Radio satelit hanya bisa bekerja yang tidak memiliki penghalang besar
seperti terowongan atau gedung. Oleh karena itu perangkat radio satelit banyak
dipromosikan untuk radio mobil. Untuk mendapat transmisi siaran yang baik,
perlu dibuat stasiun repeater seperti di Amerika agar kualitas layanan prima.
Perangkat yang mahal (karena
menggunakan satelit) membuat sistem ini komersil. Pendengar harus berlangganan
untuk dapat mendengarkan siaran radio. Meskipun begitu kualitas suara yang
dihasilkan sangat jernih, tidak lagi terdapat noise seperti siaran radio
konvensional. Selain itu sebagian besar isi siaran juga bebas iklan dan
pendengar memiliki jauh lebih banyak pilihan kanal siaran (lebih dari 120
kanal).
Perusahaan penyedia satelit
radio dunia adalah Worldspace yang melayani siaran radio satelit di Amerika,
Eropa, Asia, Australia, dan Afrika. Worldspace memiliki tiga satelit yang
melayani wilayah berbeda. Di Indonesia, samapai tahun 2002 Worldspace telah
bekerja sama dengan RRI, Radio trijaya, Borneo Wave Channel (Masima Group),
goindo.com dan Kompas Cyber Media sebagai pengisi konten layanan radio satelit
dengan menggunakan satelit Asia Star. mbs fm suci manyar gresik.
e.
Radio berdefinisi tinggi (HD Radio)
Radio yang dikenal juga
sebagai radio digital ini bekerja dengan menggabungkan sistem analog dan
digital sekaligus. Dengan begitu memungkinkan dua stasiun digital dan analog
berbagi frekuensi yang sama. Efisiensi ini membuat banyak konten bisa disiarkan
pada posisi yang sama. Kualitas suara yang dihasilkan HD radio sama jernihnya
dengan radio satelit, tetapi layanan yang ditawarkan gratis. Namun untuk dapat
menerima siaran radio digital pendengar harus memiliki perangkat khusus yang
dapat menangkap sinyal digital.
D. Sejarah Radio di
Indonesia
a.
Radio Republik Indonesia.
Melalui situsnya
dijelaskan bahwa RRI atau Radio Republik Indonesia secara resmi didirikan pada
tanggal 11 September 1945, oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan
beberapa stasiun radio Jepang di 6 kota. Rapat utusan 6 radio di rumah Adang
Kadarusman, Jalan Menteng Dalam, Jakarta, menghasilkan keputusan mendirikan
Radio Republik Indonesia dengan memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai
pemimpin umum RRI yang pertama. Rapat tersebut juga menghasilkan suatu
deklarasi yang terkenal dengan sebutan Piagam 11 September 1945, yang berisi 3
butir komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya
RRI.
Penghapusan
Departemen Penerangan oleh Pemerintah Presiden Abdurahman Wahid dijadikan
momentum dari sebuah proses perubahan government owned radio ke arah Public
Service Boradcasting dengan didasari Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2000
yang ditandatangani Presiden RI tanggal 7 Juni 2000.
Saat ini RRI memiliki
52 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan ke Luar Negeri
dengan didukung oleh 8500 karyawan.
Kecuali di Jakarta,
RRI di daerah hampir seluruhnya menyelenggarakan siaran dalam 3 program yaitu
Programa daerah yang melayani segmen masyarakat yang luas sampai pedesaan,
Programa Kota (Pro II) yang melayani masyarakat di perkotaan dan Programa III
(Pro III) yang menyajikan Berita dan Informasi (News Chanel) kepada masyarakat
luas. Di Stasiun Cabang Utama Jakarta terdapat 6 programa yaitu programa I
untuk pendengar di Propinsi DKI Jakarta Usia Dewasa, Programa II untuk segment
pendengar remaja dan pemuda di Jakarta, Programa III khusus berita dan
Informasi, Programa IV Kebudayaan, Programa V untuk saluran Pendidikan dan
Programa VI Musik Klasik dan Bahasa Asing. Sedangkan "Suara
Indonesia" (Voice of Indonesia) menyelenggarakan siaran dalam 10 bahasa.
b.
Sekilas Sejarah Amatir Radio di Indonesia
Kegiatan Amatir radio
merupakan kegiatan orang-orang yang mempunyai hobby dalam bidang tehnik
transmisi radio dan elektronika, kegiatan ini disahkan, diatur dan diawasi
secara global baik oleh Badan-badan telekomunikasi international seperti ITU
dan IARU maupun oleh badan telekomunikasi nasional disetiap negara. Oleh karena
itu dalam melakukan kegiatannya mereka mempunyai dan berlandaskan KODE ETIK
AMATIR RADIO.
Kegiatan amatir radio
di Indonesia dimulai pada tahun 1930-an ketika Indonesia masih dalam jajahan
Belanda atau Hindia Belanda. Sangat sedikit orang yang dipercaya oleh kekuasaan
untuk memiliki izin amatir radio saat itu. Dua diantara mereka yang
disebut-sebut sebagai pelopor adalah : Rubin Kain (YB1KW) yang izinnya didapat
tahun 1932. Beliau telah meninggal pada tahun 1981. Yang kedua adalah B.
Zulkarnaen (YB0AU) yang izinnya didapat pada tahun 1933. Beliau juga telah
meninggal pada tahun 1984.
Semua aktifitas
amatir radio dihentikan pada saat pendudukan Jepan dan Perang Dunia II, namun
ada dari sebagian mereka yang tetap nekat beroperasi dibawah tanah untuk
kepentingan Revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Tahun 1945,
proklamasi kemerdekaan RI disiarkan ke seluruh dunia dengan menggunakan sebuah
pemancar radio revolusioner yang dibuat sendiri oleh seorang amatir radio yang
bernama Gunawan (YB0BD). Jasa YBoBD ini diakui oleh Pemerintah dan sebagai
penghargaannya, pemancar radio buatan Gunawan tersebut di simpan di Museum
Nasional Indonesia.
Selanjutnya, kegiatan
amatir radio diselenggarakan kembali pada tahun 1945 sampai dengan 1949. Namun
karena alasan keamanan dalam negeri, pada tahun 1950, pemerintah melarang
kegiatan amatir radio hingga tahun 1967. Landasan pelarang itu adalah
Undang-undang No. 5/1964 yang menegaskan hukuman yang sangat berat bagi mereka
yang memiliki pemancar radio tanpa izin.
Pada tahun 1966,
amatir radio memperjuangkan kepentingannya kepada pemerintah agar amatir radio
dapat diselenggarakan kembali di Indonesia. Akhirnya, dengan Peraturan
Pemerintah No. 21/1967, pemerintah mengizinkan kembali kegiatan amatir radio.
Melalui Konferensi
Amatior Radio yang pertama pada tgl. 9 Juli 1969 di Jakarta, didirikan
organisasi yang bernama Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI).
Pada Munas ORARI tahun 1977, nama organisasi dirubah menjadi Organisasi Amatir
Radio Indonesia dengan singkatan yang sama hingga sekerang.
Terbentuknya ORARI
dapat dikatakan berawal di Jakarta dan Jawa Barat atau pulau Jawa pada umumnya
dan diprakarsai oleh kegiatan aksi mahasiwa , pelajar dan kaum muda, diawal
tahun 1965 sekelompok mahasiwa publistik yang tergabung dalam wadah KAMI
membentuk radio siaran perjuangan bernama Radio Ampera, mulai saat itu juga
bermunculanlah radio siaran lainya seperti Radio Fakultas Tehnik UI, Radio
Angkatan Muda, Kayu Manis, Draba, dll.
Sudah tentu semua
radio siaran itu merupakan siaran yang tak memiliki izin alias Radio gelap.
Sadar karena semakin banyaknya radio siaran bermunculan yang memerlukan suatu
koordinasi demi tercapainya perjuangan ORBA maka dibentuklah pada tahun 1966
oleh para mahasiwa suatu wadah yang diberi nama PARD (Persatuan Radio Amatir
Djakarta) diantaranya terdapat nama-nama koordinatornya seperti Willy A
Karamoy. Ismet Hadad, Rusdi Saleh, dll.
Di Bandung juga
terbentuk PARB. Bagi anggota yang hanya berminat dalam bidang teknik wajib
menempuh ujian tehnik dan bagi kelompok radio siaran disamping perlu adanya
tehnisi yang telah di uji juga wajib menempuh ujian tehnik siaran dan
publisistik. Setelah itu kesemuanya diberi callsign menggunakan prefix X, kode
area 1 s/d 11 dan suffix 2 huruf sedangkan huruf suffix pertamanya
mengidentifikasikan tingkat keterampilannya A s/d F seperti X6AM, X11CB dsb
sedangkan untuk radio siaran diberi suffix 3 huruf.
Pada mulanya PARD
merupakan wadah bagi para amatir radio dan sekaligus radio siaran . Sehingga
pada saat itu secara salah masyarakat mengidentikan Radio amatir sebagai radio
siaran non RRI. Karena adanya tingkatan keterampilan, PARD saat itu juga
menyelenggarakan ujian kenaikan tingkat. Disamping itu terdapat juga para
Amatir era 1945-1952 yang tergabung dalam PARI (Persatoean Amatir Repoeblik
Indonesia 1950), diantaranya terdapat nama - nama , Soehodo †. (YBØAB), Dick
Tamimi †. (YBØAC), Soehindrio (YBØAD), Agus Amanto † (YBØAE), B. Zulkarnaen †.
(YBØAU), Koentojo † (YBØAV) dll. Diantara mereka ternyata ada juga yang menjadi
anggota PARD seperti, (YBØAE) dan (YBØAU).
c.
Radio Siaran Swasta
PRSSNI sebagai wadah
organisasi radio swasta di Indonesia menuliskan bahwa keberadaan radio siaran
di Indonesia, mempunyai hubungan erat dengan sejarah perjuangan bangsa, baik
semasa penjajahan, masa perjuangan proklamasi kemerdekaan, maupun didalam
dinamika perjalanan bangsa memperjuangkan kehidupan masyarakat yang demokratis,
adil dan berkemakmuran.
Di zaman Penjajahan
Belanda, radio siaran swasta yang dikelola warga asing menyiarkan program untuk
kepentingan dagang, sedangkan radio siaran swasta yang dikelola pribumi
menyiarkan program untuk memajukan kesenian, kebudayaan, disamping kepentingan
pergerakan semangat kebangsaan. Ketika pendudukan Jepang tahun 1942, semua
stasiun radio siaran dikuasai oleh pemerintah, programnya diarahkan pada
propaganda perang Asia Timur Raya. Tapi setelah Jepang menyerah kepada Sekutu
14 Agustus 1945 para angkasawan pejuang menguasai Radio Siaran sehingga dapat
mengumandangkan Teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ke seluruh dunia.
Selanjutnya sejak proklamasi kemerdekaan RI sampai akhir masa pemerintahan Orde
Lama tahun 1965, Radio Siaran hanya diselenggarakan oleh Pemerintah, dalam hal
ini Radio Republik Indonesia atau RRI.
Secara defacto Radio
siaran swasta nasional Indonesia tumbuh sebagai perkembangan profesionalisme
“radio amatir” yang dimotori kaum muda diawal Orde baru tahun 1966; secara
yuridis keberadaan radio siaran swasta diakui, dengan prasyarat,
penyelenggaranya ber-Badan Hukum dan dapat menyesuaikan dengan ketentuan
Peraturan Pemerintah RI nomor 55 tahun 1970 tentang Radio Siaran Non
Pemerintah, yang mengatur fungsi, hak, kewajiban dan tanggungjawab radio
siaran, syarat-syarat penyelenggaraan, perizinan serta pengawasannya.
Berikut ini adalah
daftar stasiun radio di provinsi Jawa Barat.
a. Bandung
AM
§ RRI
Bandung Pro-1 -
AM 540
§ Radio
Fajri - AM 1458 (Suara Kebangkitan Islam)
§ Bravo
Medika Radio - AM 702
§ Radio
Rodja Bandung - AM 1476 (Menebar Cahaya Sunnah)
FM
§
87,7 FM - Hard Rock FM
§
88,1 FM - Radio Sonata
§
88,5 FM -
Radio Mora
§
88,9 FM -
Auto Radio
§
89,3 FM -
Radio El Shinta
§
89,7 FM -
Global FM
§
90,1 FM -
Radio Zora FM
§
90,5 FM -
Radio SKY
§
90,9 FM -
Radio Lita FM
§
91,3 FM -
Sindo Radio FM
§
91,7 FM -
Radio CBL FM
§
92,1 FM - Bandung Suara Indah FM
§
92,5 FM -
Maestro FM
§
92,9 FM - R
FM
§
93,3 FM -
Radio Walagri
§
93,7 FM -
Radio Paramuda
§
94,1 FM -
Qyu Radio
§
94,4 FM -
Delta FM
§
95,2 FM - Bandung FM
§
95,6 FM - B
Radio
§
96,0 FM -
RRI Bandung
Pro-2 FM
§
96,4 FM -
FeMale Radio / Bobotoh FM
§
96,8 FM -
Radio Kencana
§
97,2 FM -
Radio Shinta Buana
§
97,6 FM -
RRI
§
98,0 FM -
Mayanada FM
§
98,4 FM -
Prambors Radio
§
98,8 FM -
Radio Raka FM
§
99,2 FM -
Kids Radio
§
99.6 FM -
Radio Dangdut Indonesia
§
100,0 FM -
99ers Radio
§
100,4 FM -
KLCBS
§
100,7 FM -
GRG Radio
§
101,1 FM -
Radio MGT
§
101,3 FM -
Monalisa FM
§
101,5 FM -
Dahlia
§
101,9 FM -
Cosmo
§
102,3 FM -
Rase FM
§
102,7 FM -
MQ FM
§
103,1 FM -
Oz Radio
§
103,5 FM -
Chevy
§
103,9 FM -
Hits Radio
§
104,3 FM -
U-FM
§
104,7 FM -
Radio Rama
§
105,1 FM -
I Radio
§
105,5 FM -
Radio Garuda
§
105,9 FM -
Radio Ardan
§
106,1 FM -
eRKS FM Sumedang
§
106,3 FM - Urban Radio FM Bandung
§
106,7 FM -
Radio Maraghita FM
§
107,1 FM -
K-Lite FM
§
107,5 FM -
PR FM
§
107,8 FM -
Rakita FM
§
107,9 FM -
Alfa FM
b. Bekasi
AM
§
Radio Duta
Suara Parahyangan 1188 AM
§
Radio Swara
cita Aditama 1368 AM
§
Radio
Silaturahim 720 AM
FM
§
Gaya FM 93,60
§
M2 Radio FM
88,20
§
Radio
Elgangga FM 100,3
§
Radio Dakta
FM 107,00
§
Radio Gema
Anissa FM 102,8 Cikarang
§
Radio
Patriot 91.4 FM
§
Bee Radio
90,2 FM
§
One Center
Radio 98,1 FM
c. Bogor
FM
§
Agri FM
107,7
§
R-ONE FM
97,70
§ Radio Kancah Irama Suara
Indonesia FM 93,4
§ Radio Tegar Beriman
(Pemerintah Kabupaten Cibinong) FM 95,3
§
Radio Ika
Lesmana FM 100,1
§ Radio Citra Mega Swara
(Megaswara FM) FM 100,8
§
Radio
Keluarga Muslim (WADI FM) 102.0 FM
§
Radio Swara
Irama Kusuma Sena (Radio Elpas) FM 103,6
§
Radio
PUNCAK FM ( PT. Swara Lidya Sari ) FM 104,4
§
RRI Bogor Pro-2 FM 106,8
§
RRI Bogor Pro-3 FM 107,5
§
Mitra
Carita 16, PT - Music
City (MC): 107,5 FM
§ PT.Radio Taruna melati mandiri
(DOS_Q RADIO):94,9 FM
§
Radio
Nagaswara FM 99,7
§
77 Radio
92,2 FM
§
WinFM 95.7
FM
§
Cherryblack
Radio 91,0 FM
§
Orentz
Radio 90,6 FM
§
Sheba FM 87,8
§
Radio Mars
106,0 FM
§
Radio Alvo
106,4 FM
d. Ciamis
§
Radio
Actari FM 96.6 Mhz
§
Radio MG FM
103.3
§
Radio Piss
FM 102.4
§
Radio
Pitaloka FM 88.3
§
Radio RIS
FM 104.9 Mhz Pangandaran
§
Radio RJM
FM 91.5 FM Pangandaran
§
Radio Gema
Parahiyangan FM 98,5 MHz Ciamis
§
Radio
Rudysta Fm 89'0 Mhz Ciamis
e. Cianjur
§
Tjandra FM
100.6 FM
§
Rama FM
99.4 FM
§
PAS Bio FM
106.1 FM
§
Cianjur FM
95.0 FM
§
BNT FM
102.1 FM Sukanagara
§
SKN FM
Ciranjang
§
RBS 97.4Fm
Tangeung
§
STRI 100.3
Fm Sindang Barang
§
Bintang FM
Tanggeung
§
Megaswara
FM 107,3
f. Cirebon
§
PILARadio
88.6 FM " Your Favorite Channel "
§
89.2 Cirebon Radio
§
G-Radio FM
99,6
§
Ci Radio FM
90.2
§
Kita FM
105.6
§
Prima
Sonata FM
§
Radio
Assunnah FM 92.3
§
DBFM 90,8
§
RRI Pro 2
FM 97,5
§
Nuansa FM
104,2
§
Gita Suara
FM 99,1
§ Swara Mulya Afrindo
Rekatama FM 95,9
§
Sindang
Kasih 103,6 FM
§
87.6 Dairi
Fm
§
95,7
Nagaswara FM
§
106,5 Way
FM
g. Garut
§
Radio AHRS
FM 107.1
§
Radio Swara
Indah Trans Organizer (INTRO 90,7 FM)
§
Radio
Geulis Gema Andyta (GITA FM 95,8 )
§ Radio Satria Bahana Swara
(Satria 106.5 )
§
Radio Gstar
90.5
§
Radio Reks
103.7
§
Radio
Mentari 97.0
§
Radio Best
102.5
§
Radio
Komunitas Pendidikan SMAN 9 GARUT (e radio 107.7)
§
Radio
Antares FM
§
Radio Tri
FM 91,9
h. Indramayu
§
97,3
Indramayu FM
§
98,9
Alwaish Radio
§
KC-10 87,9
FM
§
Cinde FM
101,3
§
Radio Prima
FM 95,8 Indramayu
§
MG FM 97,8
i.
Karawang
§
Radio
Siaran Pemerintah Daerah (Radio Pangkal Perjuangan FM 104.0 )
§
Radio
Siaran Pemerintah Daerah (Radio Pangkal Perjuangan AM 1475 )
§
Radio
Pelopor Putra Bangsa FM 97.35
§
Radio Duta
Suara Karawang FM 103.2
§
Radio Aksi
Rasisonia FM 99.6
§
Be Radio FM
102.8
§
Radio
Adyasamudra Cikampek FM 105.2
§
Radio Lazuardi
Cikampek FM 94.00
§
Radio Gema
Proklamasi Rengsdengklok FM 100.1
§
Radio
Flamboyan Karawang FM 89.4
j. Kendal
FM
§
Radio RSPK
FM 93.0
§
Radio BOS
FM 93.9
§
Radio Citra
FM 99.7
§
Radio Rona
Puspita FM 100.6
§
Radio Sahara FM 106.4
AM
§
Pesona Bahari 99.0
k. Sukabumi
§
Elmitra Radio
95 FM
§
Radio
Kiwari FM 95,4
§
Radio
Megaswara FM 96,0
§
Radio
Airlangga FM 99,0
§
Radio
Agribisnis dan Wirausaha Caraka Buana Suara - CBSNFM 107,7
§
radio Dian
cicurug FM 90.2
§
Radio Dian
Palabuhanratu 91.5 FM
§
Radio
Bestari 93.0 FM
§
Radio Suara
Pulo Air 89,5 FM
§
Radio
Peradaban FM (Pelita Educational Center)
l. Tasikmalaya
·
88.8 FM -
Radio De'Jaya FM
·
89.7 FM -
Radio Haryani FM
·
89,9 FM -
Radio GESPA FM
·
93,0 FM -
Radio Style FM
·
93.7 FM -
Radio Art FM
·
94.1 FM -
Radio Buanajaya
·
94.6 FM -
Radio Q-FM
·
99. FM - Radio Galunggung Giri Sakti
·
98,9 FM -
Radio Sukapura
·
101 FM -
Radio Annida FM
·
101.3 FM -
Radio Martha
·
105.6 FM - Radio Swara Ramajaya Mandiri(RMJ FM)
·
107.3 FM -
Radio Keilove FM
·
102.9 FM - Radio Mahardhika Swara Utama105.3 FM - Radio Warna FM
·
100.8 FM -
Radio INAYAH FM
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Radio sebagai salah satu
media massa memiliki karakteristik cepat dalam
menyampaikan pesan,luas jangkauannya dalam arti tidak mengenal medan, tidak terikat
waktu, ringan dan dapat dibawakemanapun, murah dan tidak memerlukan banyak
konsentrasi karena radio hanya untuk didengarkan.Ciri khas berita radio selain
menyajikan uraian fakta dan pendapat yang disampaikan reporter,juga terselip
pendapat yang diucapkan sendiri oleh narasumber. Dengan demikian, reporter
radio danpenyusun naskah berita radio dituntut memiliki keterampilan di dalam
mengkombinasikan uraian fakta,uraian pendapat, dan pendapat narasumber yang
berhasil direkam. Pendapat narasumber ini tidak perluseluruhnya dimasukkan,
tetapi dipilih secara tepat, khususnya yang ada relevansi dengan alur topik
bahasan.
B. SARAN
Hingga saat ini, saya
mengamati perkembangan radio swasta semakin membaik, apalagi setelah jatuhnya
Orde Baru pada tahun 1998. Terima kasih reformasi, karena sekarang saya dapat
mendengarkan berita-berita aktual setiap saat melalui siaran radio swasta yang
lebih kredibel. Kita tidak lagi terpasung mendengarkan
berita pada jam-jam tertentu. Itu satu hal yang positif, bagaimana industri
melihat peluang yang ada pada saat bergulirnya reformasi.
C. Daftar
Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_radio
http://tokoh-ilmuwan-penemu.blogspot.com/2010/03/sejarah-penemuan-pesawat-radio.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Radio_Republik_Indonesia
Effendy, Onong Uchjana. 2003. “Ilmu, Teori dan
Filsafat Komunikasi”. Bandung : Citra Aditya Bhakti.